pagi ini, sekitar kam 11 pagi. dah agak siang si. saya meluncur ke kampus berkawan supra x biru tercinta. begitu sampe perpempatan MM UGM, ada yang aneh. sebuah bus Hyundai dengan warna aneh melintas. sang sopir tersenyum dari dalam kendaraannya. tulisan di depannya trans jogja. WOW. walopun ditentang sana sini, dihujat, diragukan, belum lagi haltenya yang dirusak, program ini jalan juga. sebuah penantian yang sangat dramatis. saat jogja disesaki kendaraan pribadi, terobosan ini akan menjadi sangat penting. sepeda motor terutama, hampir setiap jengkal di kota ini delalui benda besi beroda dua ini. seenaknya pula. belum lagi dengan bus umumnya. saya, sebagai penghuni kota gudeg ini bahkan belum pernah sekalipun naek bus umum, sekalipun. ngeliat bus umum ugal-ugalan aja udah ga kuat. apalagi asepnya,ampun deh. nah, begitu ngeliat si trans jogja lewat, seneng, bangga pula. jogja gak nyontoh kota besar lain, semisal jakarta, semarang pa surabaya yang cuma mentingin kendaraan pribadi, membangun jalan tol dimana-mana dan akhirnya begitu udah gak muat di kota bari nyalahin jalur hijau, gusur sana gusur sini, perlebar jalan. dan jelas tidak meyelesaikan masalah. jogja, si kota pendidikan yang udah menuju ke kota besar, udah menuju ke arah yang benar, lebih mementingkan mass transport system dibanding private car. sangat merakyat. suatu saat jalan-jalan sudah tidak cukup lagi, kendaraan berorientasi massa akan menjadi solusi yang sangat mungkin. kendaraan pribadi hanya akan menjadi alternatif saat terdesak, bukan pilihan utama. selain dapat mengurangi kemacetan, konsumsi energi akan lebih terasa. tidak hanya slogan semata..
program trans jogja jelas banyak kurangnya, kurang publikasi, informasi, prasarana en de el el.
tapi jelas jogja sudah berada di arah yang benar dalam menata transportasi dan kota pada aspek yang lebih luas.
salut!
Senin, 18 Februari 2008
Senin, 04 Februari 2008
art-live-building-scene-place
senin pagi, setelah sekian lama tidak menon benda bersuara dan bergambar yang namanya tipi, tepatnya di Tran*7. sebuah acara yang awam di telinga, island escape. entah acara apa ini, tapi berhubung lumayan unik, ditonton saja. sebuah seni instalasi dan kontemporer. visualisasi seni, theater lebih tepatnya.kali ini di alam terbuka, di alam terbuka lebih tepatnya. sang aktor mempertonotonkan terciptanya tokoh adat setempat, tepatnya dimana pertunjukan ini diadakan yaitu di suatu pulau di pasifik, dan beberapa orang bule mengelilinginya. tanpa batas ataupun tempat khusus bagi penonton. kumpulan bule ini mengikuti sang aktor kemana pun ia pergi. scene berikutnya, sang aktor mengambil air dari danau dan membasuh wajah dan kepalanya. angle kamera mulai menjauh hingga setting pertujukan semakin gamblang terlihat. weleh..weleh ternyata area pertunjukan merupakan area bangunan yang telah lama saya kenal. sebuah bangunan multi fungsi karya Renzo Piano di pasifik. seorang arsitek yang saya jadikan preseden semester kemaren...fuh...
sangat jauh dari bayangan saya, betapa bangunan kini telah menjurus menjadi tidak lebih dari instalasi seni yang tentu saja sangat tidak bisa dipandanga sebelah mata lagi. suatu tempat yang terus berkembang tidak hanya menjadi tempat bernaung, tetapi juga harus dapat menjadi acuan karya seni dan bagian dari seni itu sendiri, apa yang kita rasakan saat berada di suatu tempat tidak hanya menjadi aspek eksternal dari sesosok manusia, tetapi lambat laun akan menyatu dengan diri dan menjadi bagian deri seni yang sangat intens kita rasakan. suatu instalasi seni skala besar, yaitu KEHIDUPAN MANUSIA. pertemuan jiwa dan rasa denga fisik selitar yang kita sentuh, atau bahkan yang tidak terbayangkan sama sekali telah menjadi bagian alam bawah sadar manusia itu sendiri. apakah akan sangat berguna atau tidak, tergantung diri kita sendiri. apakah akan menyau dengan instalasi seni serba luas ini atau hanya akana menjadi penonton yang mengikuti setiap gerakan sanga aktor
sangat jauh dari bayangan saya, betapa bangunan kini telah menjurus menjadi tidak lebih dari instalasi seni yang tentu saja sangat tidak bisa dipandanga sebelah mata lagi. suatu tempat yang terus berkembang tidak hanya menjadi tempat bernaung, tetapi juga harus dapat menjadi acuan karya seni dan bagian dari seni itu sendiri, apa yang kita rasakan saat berada di suatu tempat tidak hanya menjadi aspek eksternal dari sesosok manusia, tetapi lambat laun akan menyatu dengan diri dan menjadi bagian deri seni yang sangat intens kita rasakan. suatu instalasi seni skala besar, yaitu KEHIDUPAN MANUSIA. pertemuan jiwa dan rasa denga fisik selitar yang kita sentuh, atau bahkan yang tidak terbayangkan sama sekali telah menjadi bagian alam bawah sadar manusia itu sendiri. apakah akan sangat berguna atau tidak, tergantung diri kita sendiri. apakah akan menyau dengan instalasi seni serba luas ini atau hanya akana menjadi penonton yang mengikuti setiap gerakan sanga aktor
Label:
arsitektur,
pemikiran,
tanggapan
Langganan:
Postingan (Atom)