blog aneh ini akan segera pensiun dan beralih ke tempat yang menurut saya lebih baik.
barubah untuk menjadi lebih baik.hehe.bener?Insya Allah.amin.
my new link:
www.sahidsaputro.wordpress.com
Kamis, 06 November 2008
Senin, 03 November 2008
Malam-malam
Sudah jam setengah satu malam, dengan kondisi bengong tengah malam, baru saja selese 2 film lumayan keren dua amalam berturut-turut. Armagedon dan yang terakhir the day after tomorrow. Dan bangun jam sebelas siang hari ini jadi akibatnya, eh bukan, kemaren. Yah mau gimana lagi, namanya juga hari minggu, libur, setelah beberapa hari berkutat dengan skripsi, dan kata-kata pak joko pun masih terngiang “tulisanmu kacau sekali” dan yang saya lakukan waktu bapaknya ngomong gitu adalah menulis semua kata-katanya..diakhiri dengan tulisan “mati deh”. yah mati… begitu diceritakan ke seseorang, dia cuma jawab “itumah urusan bapaknya, yang penting kan udah maksimal”..haha..bener juga, gak peduli ah, dan saya pun berpikir positif, mungkin bapaknya hanya ingin memotivasi saya, walaupun saya tau bapaknya jujur.
Saya akan mengulas dua film tadi, dengan versi saya tentunya. Dimulai dengan yang pertama, Armagedon. Kenapa ya, sepertinya lebih banyak drama nya. Tapi berhubung bruce willis nya keren, jadinya gak masalah. Scene terbaik dari film ini mungkin saat pra kru-nya bruce sama astronoutnya bakal naik ke pesawat ulang alik nya. Waktu orang-orang gila itu nyanyiin lagi leavin’ on a jetplain. Keren banget, nge soul. Cuma sayang anaknya bruce di film itu kurang keren. Belakangan saya tau kalo aktris yang juga maen di LOTR itu anaknya vokalis Aerosmith. Sok tau. Memang bukan pertama kalinya saya nonton film ini, tapi tetap aja, nendang banget!. Beda kalo yang ditonoton film-film biasa, kayak jumper, pas pertama kali ok, lha pas nonton yang kedua kali, aduh, membosankan. Gak Armagedon banget. Nontonnya dengan pewe pula, alias di atas kasur empuk di ruangan luas, maklum nontonnya di ruangan tengah di rumah tercinta. Mudik gitu loh, dimana yang dikerjakan hanya makan, tidur, nonton tipi, nge game, sama baca Koran. Dan saya melakukannya terus menerus.
Untuk film kedua, bikin serem. Serem karena ulah sendiri. Dimana terjadi perubahan iklim yang ekstrim. Dan kalo memang bener itu akan terjadi dan tidak ada yang selamat, saya milih kabur ke surga. Amin. Haha. Ya iyalah. Mo ke mana lagi?ke neraka? Aduh gak kuat di neraka. Kalo urusan mati sudah ada yang nentuin, tapi kalo berharap setelah itu masuk mana, tetep boleh kan. The Day After Tomorrow bikin kita sadar buat tidak memperlakukan bumi seenaknya, hemat energy, dan tidak sombong. Haia. Proses menontonnya pun gak nyaman, maklum saya sudah kembali ke dunia nyata, kembali ke kamar kos berukuran 3x3m. ditambah perut mules abis makan udang yang dibawa dari rumah.enak tapi bikin sakit perut. Mungkin penyesuaian dengan perut di kondisi anak kos. Dan saya pun mulai mengantuk.
5..4..3..2..1..zzzzzz
Saya akan mengulas dua film tadi, dengan versi saya tentunya. Dimulai dengan yang pertama, Armagedon. Kenapa ya, sepertinya lebih banyak drama nya. Tapi berhubung bruce willis nya keren, jadinya gak masalah. Scene terbaik dari film ini mungkin saat pra kru-nya bruce sama astronoutnya bakal naik ke pesawat ulang alik nya. Waktu orang-orang gila itu nyanyiin lagi leavin’ on a jetplain. Keren banget, nge soul. Cuma sayang anaknya bruce di film itu kurang keren. Belakangan saya tau kalo aktris yang juga maen di LOTR itu anaknya vokalis Aerosmith. Sok tau. Memang bukan pertama kalinya saya nonton film ini, tapi tetap aja, nendang banget!. Beda kalo yang ditonoton film-film biasa, kayak jumper, pas pertama kali ok, lha pas nonton yang kedua kali, aduh, membosankan. Gak Armagedon banget. Nontonnya dengan pewe pula, alias di atas kasur empuk di ruangan luas, maklum nontonnya di ruangan tengah di rumah tercinta. Mudik gitu loh, dimana yang dikerjakan hanya makan, tidur, nonton tipi, nge game, sama baca Koran. Dan saya melakukannya terus menerus.
Untuk film kedua, bikin serem. Serem karena ulah sendiri. Dimana terjadi perubahan iklim yang ekstrim. Dan kalo memang bener itu akan terjadi dan tidak ada yang selamat, saya milih kabur ke surga. Amin. Haha. Ya iyalah. Mo ke mana lagi?ke neraka? Aduh gak kuat di neraka. Kalo urusan mati sudah ada yang nentuin, tapi kalo berharap setelah itu masuk mana, tetep boleh kan. The Day After Tomorrow bikin kita sadar buat tidak memperlakukan bumi seenaknya, hemat energy, dan tidak sombong. Haia. Proses menontonnya pun gak nyaman, maklum saya sudah kembali ke dunia nyata, kembali ke kamar kos berukuran 3x3m. ditambah perut mules abis makan udang yang dibawa dari rumah.enak tapi bikin sakit perut. Mungkin penyesuaian dengan perut di kondisi anak kos. Dan saya pun mulai mengantuk.
5..4..3..2..1..zzzzzz
Sabtu, 11 Oktober 2008
kompetisi_menulis+photography
Hadiah buat lomba menulis
Trophy: Achmad Kalla Excellence Awards
Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000,- + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000,- + Sertifikat
Hadiah buat lomba photography
Trophy: Achmad Kalla Excellence Awards
Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000 + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000 + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000 + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000 + Sertifikat
persyaratan n' ketentuan lomba
http://www.indonesiarainforest.org/
deadline....31 oktober 2008
Trophy: Achmad Kalla Excellence Awards
Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000,- + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000,- + Sertifikat
Hadiah buat lomba photography
Trophy: Achmad Kalla Excellence Awards
Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000 + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000 + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000 + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000 + Sertifikat
persyaratan n' ketentuan lomba
http://www.indonesiarainforest.org/
deadline....31 oktober 2008
Jumat, 10 Oktober 2008
old friends-masa-masa muda
Sabtu, 27 September 2008
Kamis, 25 September 2008
akan kemana
seorang arsitek menjadikan ketakutannya akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan, profesi, client, dan masyarakat dengan berpikir keras untuk menjadikan desainnya paling tidak berguna. ya, agar berguna. tidak hanya untuk dirinya sendiri demi membuat dapurnya tetap mengepul. sayangnya, dalam sebuah perdebatan di forum AMI, tenang untuk apa kuliah Arsitektur. terlihat jelas ketidakadilan untuk seorang arsitek. mungkin haruss dimulai dengan menjadi profesional terhadap dirinya sendiri, terhadap teman seprofesinya, hingga terhadap bawahannya. barulah bisa tegas terhadap client dan masyarakat. kalo seorang arsitek berkoar-koar minta diperlakukan secara profesional, maka pada saat yang sama, dia harus bersikap profesional juga terhadap dirinya dan bawahannya. jika terhadap bawahannya saja, tidak memiliki status yang jelas berupa kontrak kerja. maka jangan tanyakan kenapa sering sekali biro arsitek di negeri ini kalau sering "dimanipulasi" clientnya.akan kemana kita.
Rabu, 24 September 2008
Jumat, 19 September 2008
berkubang

sudah satu minggu ini, setelah memutuskan berhenti dari tempat magang. lebih tepatnya kabur. gak peduli kalo masih ditahan-tahan sama orang kantor, kerjaanku belum selese soalnya. tapi berhubung waktu dah masuk penulisan. saya memilih kabur. dan hari-hari terakhir ini, berkubang di perpustakaan, menyepi atau lebih tepatnya meramaikan perpus bersama segerombolan mahasiswa penulisan. dihadapi kenyataan, masih saja lupa minjam scanner, dan tidak bisa connect internet, rebutan sama orang sekampus soalnya. berkubang..mari kita berkubang...
Selasa, 16 September 2008
Anak-anak
Malam senin kemarin, lumayan panas. Setelah sehari sebelumnya tak ada hujan. Tepat di tengah-tengah sholat tarawih, sepertinya ada yang menggangu. Ribut..ribut…anak-anak ini sepertinya menggila. Atau karena sudah 2 minggu ini tidak pulang ke rumah dan merasakan sholata tarawih di sini, daerah pinggir kabupaten Boyolali. Seorang anak mengikuti bacaan imam, satu lagi menyuruh diam, yang lain Cuma bilang ssstt…sst…yang lain marah-marah, karena ada yang marah-marah, teman-temannya malah ketawa. Lengkap sudah, kegaduhan di tengah sholat tarawih. Malam itu, dihiasi suara gaduh anak-anak. Di saat sholat tarawih selesai, tepatnya saat ceramah sebelum shalat witir, seorang dewasa menyuruh mereka keluar, menuntun anak-anak ini ke tempat wudhu, sebelum kembali lagi ke dalam masjid. Niatnya baik memang. Tapi berhubung yang diajak anak-anak, lain lagi ceritanya, saat yang laki-laki keluar, anak perempuan ikut turun dari lantai dua masjid. Bisa dibayangkan yang terjadi kemudian, keribuatan makin membesar dan sang dewasa hanya bisa menyuruh mereka diam dan masuk ke dalam masjid. Anak-anak ini.
Walaupun sudah bikin jamaah dalam masjid berkurang kekhusukannya, mereka juga yang menyemarakkan masjid dengan riuh rendahnya, dengan rebutan mengumpulakan buku yang harus ditandatangani sang penceramah saat selesai sholat, ataupun berebut keluar masjid saat telah selesai. Ngomong-ngomong tentang buku yang ditandatangani, sepertinya saat kecil saya juga punya. Tidak sebagus sekarang memang, bukan buku cetak dengan segala keterangan dan kolom-kolom sehingga sang anak tinggal mengisi tanggal, siapa penceramahnya. Buku saya itu hanya buku bergaris biasa, dengan kolom yang dibuat sendiri, dibikin sedikit miring agar diakui sebagai bikinan sendiri. Isinya cuma jadwal sholat, pekerjaan sehari-hari di rumah dan tanda tangan. Kalo anak-anak sekarang sudah punya saat sd, kelas satu smp saya merasakan punya buku seperti ini, yang kadang agar terisi penuh, saya akan mondar-mandir di dekat sajadah di kamar biar dikira abis sholat atau menendang-nendang sapu puluhan kali sehari di rumah, sehingga saya bisa menulisnya sebagai kegiatan menyapu rumah. Dan bereslah pekerjaan mengisi buku ini. Dasar bodoh.
Anak-anak seperti inilah yang memenuhi dua shaff masjid yang jaraknya dua ratus meter dari rumah saya di Ende setiap shalat tarawih. Dan berhubung imam masjid nya galak, ustad Ndaro namanya. Tak ada seorang pun anak yang berani macam-macam saat sholat, diam, tegang, Cuma mengikuti gerakan dan bacaan orang dewasa di sebelahnya. Improvisasi akan terjadi saat ada bacaan amiiiiinnnn…atau….bacaan yang ada aaaaaaa…. nya saat jeda sholat tarawih….soalnya Cuma di dua moment itu teriakan anak-anak ini berguna.
Anak-anak seperti ini juga yang berlari dari sd nya saat pelajaran olahraga menuju pinggir pantai dengan jarak sekitar lima ratus meter, bitta beach namanya. Keren juga. Walaupun yang saya tau, bitta itu artinya becek dalam bahasa setempat dan beach artinya panatai. Cuma itu. Anak-anak ini akan berlari sejak jam olahraga dan tak pernah balik ke sekolah hingga bel pulang, apalagi kalo bukan mampir untuk membakar ubi di kebun entah punya siapa. Apalagi, dekat pantai itu, perkampungan nelayan berdiri, dan jadi rumah hampir sebagian murid di sekolah.
Anak-anak yang kadang menjadi sok dewasa. Seorang anak gendut, belum masuk tk, entah karena ngambek dengan siapa, mengambil kain pel kotor dan menutup dua bayi kembar hingga kesulitan bernafas dan menangis keras. Seorang lagi yang lebih tua, menyingkirkan kain dan memukul si anak bongsor dengan seruling bamboo hingga patah. Si anak bongsor adalah mohamad khairul, sang sepupu, si kembar adalah adiknya, mohamad fahrul dan mohamad fahril, dan tukang pukulnya saya sendiri. Menyesal ngingatnya. Kekerasan bukan penyelesaiannya, apalagi untuk anak-anak. Toh dia hanya mengikuti yang lebih tua, siapa lagi kalo bukan saya.
Dan sepuluh tahun kemudian, si anak bongsor sudah masuk smp, dengan badan nya yang semakin bongsor, tapi kini berisi karena aktif main bola, si kembar yang lebih tua,mohamad fahrul sudah kelas 5 sd, juga dengan tubuh bongsor berisi, juga karena main bola, sementara si kembar satunya diberi cobaan untuk orang tuanya, karena berbeda. Menderita autis. Walaupun karena si anak yang disebut terakhir ini, motivai keluarga besar jadi meningkat untuk jadi lebih baik dan mensyukuri semua yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Masa-masa itu akan jadi masa yang indah untuk dikenang.
Masa anak-anak
Walaupun sudah bikin jamaah dalam masjid berkurang kekhusukannya, mereka juga yang menyemarakkan masjid dengan riuh rendahnya, dengan rebutan mengumpulakan buku yang harus ditandatangani sang penceramah saat selesai sholat, ataupun berebut keluar masjid saat telah selesai. Ngomong-ngomong tentang buku yang ditandatangani, sepertinya saat kecil saya juga punya. Tidak sebagus sekarang memang, bukan buku cetak dengan segala keterangan dan kolom-kolom sehingga sang anak tinggal mengisi tanggal, siapa penceramahnya. Buku saya itu hanya buku bergaris biasa, dengan kolom yang dibuat sendiri, dibikin sedikit miring agar diakui sebagai bikinan sendiri. Isinya cuma jadwal sholat, pekerjaan sehari-hari di rumah dan tanda tangan. Kalo anak-anak sekarang sudah punya saat sd, kelas satu smp saya merasakan punya buku seperti ini, yang kadang agar terisi penuh, saya akan mondar-mandir di dekat sajadah di kamar biar dikira abis sholat atau menendang-nendang sapu puluhan kali sehari di rumah, sehingga saya bisa menulisnya sebagai kegiatan menyapu rumah. Dan bereslah pekerjaan mengisi buku ini. Dasar bodoh.
Anak-anak seperti inilah yang memenuhi dua shaff masjid yang jaraknya dua ratus meter dari rumah saya di Ende setiap shalat tarawih. Dan berhubung imam masjid nya galak, ustad Ndaro namanya. Tak ada seorang pun anak yang berani macam-macam saat sholat, diam, tegang, Cuma mengikuti gerakan dan bacaan orang dewasa di sebelahnya. Improvisasi akan terjadi saat ada bacaan amiiiiinnnn…atau….bacaan yang ada aaaaaaa…. nya saat jeda sholat tarawih….soalnya Cuma di dua moment itu teriakan anak-anak ini berguna.
Anak-anak seperti ini juga yang berlari dari sd nya saat pelajaran olahraga menuju pinggir pantai dengan jarak sekitar lima ratus meter, bitta beach namanya. Keren juga. Walaupun yang saya tau, bitta itu artinya becek dalam bahasa setempat dan beach artinya panatai. Cuma itu. Anak-anak ini akan berlari sejak jam olahraga dan tak pernah balik ke sekolah hingga bel pulang, apalagi kalo bukan mampir untuk membakar ubi di kebun entah punya siapa. Apalagi, dekat pantai itu, perkampungan nelayan berdiri, dan jadi rumah hampir sebagian murid di sekolah.
Anak-anak yang kadang menjadi sok dewasa. Seorang anak gendut, belum masuk tk, entah karena ngambek dengan siapa, mengambil kain pel kotor dan menutup dua bayi kembar hingga kesulitan bernafas dan menangis keras. Seorang lagi yang lebih tua, menyingkirkan kain dan memukul si anak bongsor dengan seruling bamboo hingga patah. Si anak bongsor adalah mohamad khairul, sang sepupu, si kembar adalah adiknya, mohamad fahrul dan mohamad fahril, dan tukang pukulnya saya sendiri. Menyesal ngingatnya. Kekerasan bukan penyelesaiannya, apalagi untuk anak-anak. Toh dia hanya mengikuti yang lebih tua, siapa lagi kalo bukan saya.
Dan sepuluh tahun kemudian, si anak bongsor sudah masuk smp, dengan badan nya yang semakin bongsor, tapi kini berisi karena aktif main bola, si kembar yang lebih tua,mohamad fahrul sudah kelas 5 sd, juga dengan tubuh bongsor berisi, juga karena main bola, sementara si kembar satunya diberi cobaan untuk orang tuanya, karena berbeda. Menderita autis. Walaupun karena si anak yang disebut terakhir ini, motivai keluarga besar jadi meningkat untuk jadi lebih baik dan mensyukuri semua yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Masa-masa itu akan jadi masa yang indah untuk dikenang.
Masa anak-anak
Langganan:
Postingan (Atom)